Penelitian Perbandingan-Sebab Akibat
06.52
Seperti
penelitian eksperimen, penelitian perbandingan-sebab akibat juga membandingkan kelompok untuk melihat
apakah suatu variabel independen telah memberikan perubahan terhadap variabel
dependen. Penelitian perbandingan-sebab akibat mengatur penyelidikan agar
variabel asing dapat dikontrol. Namun, tipe pertanyaan penelitian yang ditujukan
dalam penelitian perbandingan-sebab akibat sulit atau tidak mungkin untuk
dimanipulasi secara eksperimen, kemungkinan besar karena pertanyaan penelitian
tersebut berhubungan dengan pengalaman yang telah terjadi. Berikut beberapa
pertanyaan yang mungkin ditujukan dalam penggunaan penelitian
perbandingan-sebab akaibat.
- · Apakah anak dengan pengalaman kekerasan memiliki prestasi akademik yang lebih rendah daripada anak yang tidak memiliki penagalaman kekerasan?
- · Apakah siswa yang tidak naik kelas memiliki nilai kelulusan SMA yang berbeda dari mereka yang naik kelas?
- · Apakah wanita lulusan single-sex college memiliki kemungkinan lebih besar untuk mencapai posisi kepemimpinan ketika lulus nanti dibandingkan dengan wanita lulusan coed college (berlaku untuk wanita dan pria)?
Catat bahwa pada
pertanyaan-pertanyaan tadi kita mencoba melihat apakah sebuah variabel
(kekerasan, tidak naik kelas, atau tipe lembaga perkuliahan) menyebabkan sebuah
perubahan pada variabel lain (prestasi akademik, nilai kelulusan, atau
kepemimpinan). Namun secara etis kita tidak dapat memanipulasi variabel yang
meyebabkan perubahan. Desain penelitian perbandingan-sebab akibat hanya
mengizinkan penyelidikan tentang akibat dari variabel yang telah terjadi atau
sulit untuk dimanipulasi secara eksperimen terutama penelitian yang menyertakan
manusia. Dalam banyak studi perbandingan-sebab akibat, variabel independennya;
sebagai contoh, kekerasan terhadap anak-anak; hal ini telah terjadi. Inilah
yang mengakibatkan peneliti tidak dapat mengendalikan atau memanipulasi
variabel independen; karena hal itu telah terjadi.
Dalam penyelidikan lain,
ada kemungkinan untuk memanipulasi variabel, tapi itu merupakan hal yang tidak
etis. Contohnya, peneliti secara tidak etis tidak menaikkan kelas dari salah satu kelompok peserta penelitian
untuk melihat efek dari ketidaknaikan kelas terhadap nilai kelulusan.
Langkah-Langkah
dalam Penelitian Perbandingan-Sebab Akibat
Penelitian
perbandingan-sebab akibat sering terlihat seolah-olah sederhana. Peneliti
mengidentifikasi dua kelompok yang memiliki pengalaman yang berbeda lalu ukur
sejauh mana pengalaman tersebut memberi efek terhadap mereka. Namun, penelitian
perbandingan-sebab akibat yang berkualitas tinggi membutuhkan pemikiran yang
hati-hati pada setiap tahapnya. Langkah-langkah yang dilakukan dalam melaksanakan
penelitian perbandingan-sebab akibat telah diringkas di bawah ini.
- 1. Pilih sebuah topik.
- 2. Studi literatur.
- 3. Kembangkan sebuah hipotesis penelitian.
- 4. Definisikan variabel independen.
- 5. Pilih peserta penelitian dan kendalikan variabel asing.
- 6. Pilih instrumen pengukuran.
- 7. Kumpulkan data.
- 8. Analisis data.
- 9. Interpretasikan hasil.
Setiap langkah di atas akan dideskripsikan di bawah ini,
Langkah 1: Pilih Topik
Dalam penelitian
perbandingan-sebab akibat, topik ini
berdasarkan kepada pengalaman masa lalu yang dianggap memiliki efek yang kuat
terhadap perilakunya di kemudian hari.
Langkah 2: Lihat Literatur
Peneliti melakukan
literatur untuk mengidentifikasikan apakah studi terdahulu telah mengungkap
efek dari pengalaman masa lalu terhadap perilaku di kemudiannya Potensi adanya
variabel asing mungkin dapat teridentifikasi ketika langkah ini dilakukan. Sebagai contoh, jika seseorang telah menguji
posisi kepemimpinan dari wanita yang merupakan lulusan single-sex college dan coed
college, mungkin ditemukan bahwa siswa dari lembaga single-sex cenderung
berasal dari keluarga dengan tingkat penghasilan dan pendidikan yang lebih tinggi.
Juga, peneliti mungkin menemukan informasi yang berguna tentang metode yang
dapat digunakan untuk memilih sampel pada studi terdahulu atau mengukur
kemungkinan variabel independen. Jika seseorang ingin membandingkan anak dengan
pengalaman kekerasan dan dengan yang tidak memiliki pengalaman kekerasan, studi
terdahulu mungkin telah mengungkapkan bagaimana peneliti dapat mengidentifikasi
kemungkinan peserta yang dapat terlibat. Berdasarkan kajian pustaka, seseorang
akan teridentifikasi variabel independen (variabel utama atau perbedaan
kelompok yang tidak bisa atau tidak boleh dimanipulasi) yang mungkin memberikan
efek terhadap variabel dependen, dan variabel dependen.
Langkah 3: Mengembangkan Hipotesis
Penelitian
Hipotesis penelitian
untuk penelitian perbandingan-sebab akibat memiliki bentuk yang mirip dengan
hipotesisi penelitian eksperimen. Keduanya menyertakan variabel dependen dan
independen. Hipotesis penelitian akan menyatakan hubungan sebab akibat yang
diharapkan antara variabel dependen dan independen. Sebagai contoh, hipotesis
penelitian untuk penyelidikan tentang bekerja paruh waktu dan prestasi akademik
di SMA mungkin akan seperti ini
Hipotesisnya adalah bahwa siswa yang bekerja 15 jam
atau lebih dalam seminggu akan memiliki pencapaian akademik lebih rendah
dibanding siswa yang bekerja 5 jam atau kurang dalam satu minggu.
Dalam hipotesis ini,
bekerja atau tidak bekerja adalah variabel independen. Variabel dependennya
adalah prestasi akademik yang diukur dengan standar ketuntasan rata-rata.
Langkah 4: Definisikan Variabel
Dependen
Dalam penelitian
perbandingan-sebab akibat, variabel independen menggambarkan perbedaan
pengalaman masa lalu dari peserta. Sangat penting untuk membedakan secara jelas
perbedaan dari dua kelompok yang akan dibandingkan. Pada contoh sebelumnya,
banyak dari pekerja didefinisikan bekerja 15 jam atau lebih per minggu. Dalam
mengkaji single-sex dan coed, salah satunya mungkin mengindikasikan adanya
kejelasan berapa perbandingan antara pria dan wanita yang diperlukan agar dapat
digolongkan sebagai sekolah umum. Definisi yang jelas dari variabel independen
mengidentifikasikan dua populasi dari peserta yang akan dipilih.
Langkah 5: Pilih Peserta dan
Kendalikan Variabel Asing
Tidak seperti peserta
dalam penelitian eksperimen, peserta dalam penelitian perbandingan-sebab akibat
telah terklarifikasi dalam suatu kelompok berdasarkan kepada pengalaman masa
lalu mereka, dan peneliti memilih peserta dari kelompok yang sudah ada. Penting
untuk dipertimbangkan, dalam mendesain penelitian perbandingan-sebab akibat,
apakah kedua kelompok dapat dibandingkan, kecuali untuk variabel independennya
dimana variabel tersebut sedang dibandingkan. Jika dua kelompok terbentuk
karena perbedaan mereka dalam hal veriabel independen, tapi mereka juga
terbentuk karena perbedaan mereka dalam hal variabel asing, peneliti tidak akan
tahu apaka perbedaan kelompok pada variabel dependennya diakibatkan oleh
variabel independen atau variabel asing. Ditemukan bahwa siswa yang bekerja
memiliki nilai bakat skolastik yang lebih rendah, kita akan mempertanyakan
apakah prestasi akademik mereka (variabel dependen) adalah hasil dari karena
mereka bekerja (variabel independen) atau karena rendahnya skolastik akademik
(variabel asing). Untuk menghilangkan pengaruh dari variabel asing, konselor memlilih
kelompok siswa dengan tingkat pekerjaan yang berbeda tapi dengan skolastik yang
serupa (berdasarkan tingkat nilai rata-rata, mungkin sebelum mereka
dipekerjakan). Idealnya, kedua kelompok harus dipilih secara acak, jika tidak
hasilnya tidak akan dapat digeneralisasi terhadap seluruh populasi.
Biasanya, para peneliti memilih peserta
yang dibedakan atas variabel independen tapi dapat dibandingkan di sisi lain.
Para peneliti perbandingan-sebab akibat menggunakan pengendalian yang sama terhadap
variabel asing sebagaimana variabel asing (kecuali untuk tugas acak) yang
digunakan dalam penelitian eksperimen. Hal itu meliputi pencocokan,
mempertahankan variabel konstan, membandingkan subgroup homogen, tes awal
(ketika peneliti membandingkan kelompok secara utuh yang menerima perlakuan
yang tidak dapat diberikan secara acak, seperti kurikulum baru), penggunaan
desain faktorial, dan kontrol secara statistik seperti penggunaan analisis
kovarian (ANCOVA) atau multipel regresi. Pencocokkan dan ANCOVA umum digunakan
dalam desain perbandingan-sebab akibat karena tugas acak tidak dapat digunakan
untuk memastikan bahwa peserta serupa.
Untuk menggunakan kontrol tersebut,
peneliti harus memperoleh ukuran dari variabel asing. Jika seorang peneliti
ingin menggunakan pencocokan untuk memastikan bahwa kelompok peserta yang telah
menerima kekerasan serupa dalam hal pendapatan keluarga dengan kelompok peserta
yang tidak menerima kekerasan, maka informasi tentang pendapatan keluarga juga
harus diperoleh. Cara yang paling umum
digunakan para peneliti saat ini dalam mengontrol variabel asing dalam
penyelidikan perbandingan-sebab akibat adalah dengan secara statistik
memperkirakan efek dari variabel asing terhadap variabel dependen. Beberapa uji
statistik, seperti multipel regresi, gunakan koefisien korelasi untuk
membandingkan ukuran efek dari variabel independen dan variabel asing pada
variabel dependen.
Prosedur statistika lainnya, analisis
kovarian, atau ANCOVA, membandingkan skor rata-rata dari kedua kelompok setelah
efek dari variabel asing dihilangkan. Uji ini memperkirakan seberapa besar
variabel asing memberi efek terhadap variabel dependen, dan ini secara
statistik menyesuaikan rata-rata kelompok untuk menghitung perbedaan awal
diantara kedua kelompok. Namun,
lagi-lagi, untuk menggunakan statistik kontrol ini, harus ada ukuran yang valid
dan reliabel dari variabel asing. Sebagian besar pekerjaan dalam mendesain
penyelidikan perbandingan-sebab akibat yang berkualitas tinggi difokuskan pada
mengukur dan mengontrol kemungkinan variabel asing.
Catat bahwa dengan sendirinya pemilihan
acak dari siswa tidak mengontrol variabel asing yang mungkin berbeda dari kedua
kelompok. Jika siswa bekerja kurang dari 5 jam seminggu pada umumnya memiliki
orang tua dengan tingkat pendidikan yang tinggi
daripada siswa yang bekerja lebih dari 15 jam seminggu, memilih siswa
secara acak dapat mengakibatkan hasil sampel yang berbeda dalam hal tingkat
pendidikan orang tua. Pemilihan secara acak memastikan bahwa masing-masing
kelompok adalah wakil dari populasinya. Bagaimana pun, jika dua populasi
berbeda dalam hal pendidikan orang tua, maka akan ada dua sampel yang dipilih
secara acak.
Langkah 6: Memilih Intrumen Pengukuran
Memilih instrumen
yang tepat adalah hal yang penting dalam semua tipe penelitian kuantitatif.
Seorang peneliti yang tertarik dalam mempertanyakan single-sex dengan coed dan
posisi kepemimpinan pasti diperlukan untuk menemukan atau mengembangkan sebuah
secara akurat mengukur variabel dependen atau tipe dari posisi kepemimpinan
peserta telah dihilangkan.
Langkah 7: Mengumpulkan Data
Dalam penelitian
perbandingan-sebab akibat, tidak ada
perlakuan khusus untuk pengelolaan. Maka sekali sampel dan ukuran telah dikumpulkan,
Pelaksanaan penelitian selanjutnya hanya meliputi perolehan data dari peserta
yang dipilih pada langkah-langkah tersebut. Jika berupa arsip, maka ini
melibatkan perolehan izin untuk mengakses catatan tersebut. Jika
langkah-langkah melibatkan rampungnya angket, prosedur yang dilakukan harus
memastikan angket tersebut diberikan kepada peserta dan dikembalikan, atau
peneliti dapat mengelolanya dalam sebuah seting kelompok. Catat bahwa perolehan
izin, atau langkah yang kurang sempurna mungkin merubah sampel dan membuka
peluang bahwa variabel asing belum dikendalikan.
Langkah 9: Menginterpretasikan Hasil
Jika hasil dari uji
statistik adalah signifikan dan variabel asing telah dikendalikan dengan baik,
peneliti dapat menyimpulkan bahwa penelitian menyediakan dukungan untuk
hipotesis penelitian. Bagaimana pun, satu yang harus selalu diwaspadai tentang
pernyataan bahwa penelitian perbandingan-sebab akibat telah “membuktikan”
adanya sebuah hubungan sebab akibat. Penelitian perbandingan-sebab akibat bernilai
dalam mengidentifikasi kemungkinan akibat atau efek, tapi biasanya tidak dapat
menyediakan dukungan definitif untuk hipotesis bahwa satu dari variabel
penelitian menyebabkan teramatinya perbedaan dalam variabel lain. Bukti dari
penelitian perbandingan-sebab akibat dianggap bukti kausalitas yang lebih lebah
dibandingkan penelitian eksperimen, yang menunjukkan bahwa sebuah variabel
dependen berubah hanya setelah peneliti memanipulasi variabel independen.
Dimana banyak studi perbandingan-sebab akibat telah dilakukan dengan peneliti
yang berbeda bekerja dengan sampel yang berbeda dalam seting yang berbeda dan
hasil yang konsisten muncul dari studi tersebut, kombinasi bukti dari studi
tersebut menyediakan bukti yang lebih kuat dari kausalitas. Hal ini telah terjadi
pada penelitian tentang merokok dan kanker paru-paru. Kemungkinan bahwa hasil
tersebut muncul karena kebetulan, jika merokok tidak menyebabkan kanker sangat
sedikit para ahli yang bekerja di bidangnya telah menerima kombinasi gabungan
hasil dari hubungan sebab-akibat.
Referensi:
Methods in Educational
Research (From Theory to Practice), Marguerite G. Lodico, Dean T. Spaulding,
Katherine H. Voegtle.
0 komentar