Keberadaan Bilangan

07.02



Perihal keberadaan bilangan berawal dari sebuah pertanyaan, “Apakah bilangan itu ada?” Pertanyaan tersebut masih sangat ringan dibandingkan pertanyaan “Apakah Tuhan itu ada?” Namun dasar untuk menjawabnya menjadi analog satu sama lain. Untuk menjawab pertanyaan yang berkenaan dengan keberadaan Tuhan, kita harus menelaah pertanyaan yang diberikan, karena “pertanyaan adalah sebagian dari jawaban”, dengan pertanyaan yang benar akan menghasilkan jawaban yang benar pula. Kalimat pertanyaan “apakah Tuhan itu ada?” jelas keliru, karena di dalamnya sudah terdapat jawaban. Tuhan dan ada itu adalah sama, jika kita renungkan apa penyusun dasar dari setiap keberadaan, maka jawabannya adalah ada itu sendiri. Sesuatu tanpa “ada” menjadi tidak ada keberadaannya. Para ahli masih mancari hakekat dari “ada” ini, dan ketika agama datang, menjadikan Tuhan itu “ada” dan “ada” itu Tuhan (Saputra).
Untuk menyingkap keberadaan bilangan, tidak cukup hanya mengkaji satu cabang ilmu. Filsafat sendiri belum memuaskan dalam menjawab keberadaan bilangan. Karena genre filsafat memberikan jawaban yang berbeda. Platonisme menempatkan jawabannya pada gabungan antara idealisme dan realisme. Menurut platonisme bilangan itu berada dalam suatu alam absrak dalam pikiran (atau jiwa) dan akan terasa secara indrawi ketika manusia mampu mengingat pengetahuan bilangan yang sudah dibawa oleh jiwa sedari dulu. Ada juga yang berpendapat bahwa bilangan yang ada hanyalah bilangan 1, karena jumlah sesuatu adalah banyaknya 1 yang dijumlahkan. Jika kita melihat 2 buku maka sebenarnya kita hanya melihat 1 buku dan 1 buku, begitu juga untuk bilangan yang lebih besar. Berlaku juga terhadap konsep ½ atau 0,5, entitas yang sebenarnya adalah 1 yang dibagi menjadi dua bagian sama. Saya pikir pemikiran ini lebih ke pragmatis.

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images